• Jumat, 9 Juni 2023

Rumah Tak Layak Huni Diubah Jadi Sarana Hunian Pariwisata di Mandalika

- Rabu, 10 November 2021 | 10:23 WIB
Warga lokal yang tinggal di kawasan Mandalika mendapat bantuan untuk membuat homestay untuk menampung wisatawan yang datang berkunjung ke Lombok. (Kementerian PUPR)
Warga lokal yang tinggal di kawasan Mandalika mendapat bantuan untuk membuat homestay untuk menampung wisatawan yang datang berkunjung ke Lombok. (Kementerian PUPR)

VIEWS, JAKARTA -  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara I Direktorat Jenderal Perumahan telah menyelesaikan peningkatan kualitas rumah tak layak huni menjadi Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Mandalika Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 398 unit dirampungkan menjelang perhelatan World Superbike 2021.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah meyakini sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah pariwisata. Baca Juga: Mudah Baper, Tiga Zodiak Ini Paling Emosional, Pisces Suka Pura - Pura Kuat

"Kementerian PUPR telah merenovasi rumah warga agar layak untuk dijadikan homestay di kawasan wisata, sehingga masyarakat setempat bukan hanya jadi penonton, tetapi bisa menikmati kue pariwisata,” kata Menteri PUPR Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 10 November 2021.

Baca Juga: PT KAI Sediakan 11 Ribu Voucer, Guru, Nakes Gratis Naik Kereta Api, di Hari Pahlawan Seperti dikutip dari Antara, pelaksanaan pembangunan Sarhunta di KSPN Mandalika totalnya 915 unit terdiri dari 400 unit di Kabupaten Lombok Tengah, Mandalika, untuk mendukung ajang balap motor internasional dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara. Sedangkan sisanya sebanyak 517 unit dilaksanakan pembangunan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni di sepanjang koridor pintu masuk di kawasan Mandalika.

Kepala Seksi Wilayah 2 Nusa Tenggara Barat Balai P2P NT I Dudi Mustofa mengatakan konsep kegiatan peningkatan kualitas hunian bersifat pemberdayaan, sehingga masyarakat dilibatkan dalam proses pelaksanaan.

Masyarakat dilibatkan mulai dari perencanaan teknis sampai kegiatan, dengan anggaran Rp62 miliar yang 30 persen untuk upah tukang atau sekitar Rp18 miliar dan sisanya Rp44 miliar untuk bahan bangunan.

"Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas Sarhunta maksimal Rp115 juta per unit, jadi sangat bervariasi ada yang kebutuhannya hanya Rp90 juta, ada juga yang dimaksimalkan Rp115 juta. Kemudian pemilik rumah juga harus berkontribusi untuk menambahkan kelengkapan lainnya," ujar Dudi.

Konsep Kearifan Lokal

Sarhunta yang dibuat memiliki standar homestay internasional dengan luasan 12 meter persegi, ditambah dengan kamar mandi berstandar internasional.

"Tipe-tipe dari rumah yang dikembangkan yaitu berkonsep kearifan lokal seperti Bale Lumbung dan Bale Bonter. Jadi konsepnya rumah lumbung dan mengedepankan konsep suku Sasak," kata Dudi.

Adanya Sarhunta tersebut nantinya diharapkan selain untuk mendukung Destinasti Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika Lombok NTB, juga bisa menjadi alternatif hunian bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke NTB selama ajang balap internasional World Superbike pada 19-21 November 2021 dan MotoGP 2022 mendatang.

 

Editor: Mauliana Noor

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X